When I First Met You
Author
: Colorful Apink Son Naeun (@yenny_mustika)
Main Cast
: Exo Kai, Apink Naeun
Other Cast
: Member Exo and Apink
Genre
: Romance
Rating
: General
Lenggt
: Chapter
Poster
: by @yenny_mustika
Disclaimer
: This is just FANFICTION!! So, anything in here is fiction… Main Cast and other cast is God’s mine.
~PART 1~
-Author POV-
Langkah dua pasang kaki terdengar tengah menelusuri jalan setapak yang sedang mereka lalui di taman ini. Salah seorang dari mereka menghentikan langkahnya membuat seorang lagi juga ikut menghentikan langkahnya.
“Waeyo?” tanya seorang perempuan berambut hitam panjang terurai sambil memperhatikan temannya yang berhenti mendadak itu.
“Ah.. Eun, aku ingin buang air kecil. Aku ke toilet dulu ya. Tunggu saja aku di sini..” ujar seorang perempuan lagi berambut pendek berwarna coklat agak ke emasan.
“Baiklah.. aku akan tunggu di sini Namjoo-ya” ujar temannya.
“Ah, gomawo Naeun-ah. Aku titip tas ku ya.” Ujar Namjoo sambil menyerahkan tas nya kepada Naeun temannya itu.
Naeun hanya mengangguk sementara Namjoo sudah berlari ke toilet. Naeun melangkahkan kakinya menuju kursi taman di dekatnya. Beberapa saat kemudian, ia mendengar suara merdu dari arah lain. Pandangannya mengikuti arah suara merdu itu. Dan tepat berhenti di sosok seseorang laki laki sebaya dengannya sedang bermain gitar.
Ia memperhatikan laki-laki itu terus-menerus. Seketika senyuman hadir di wajah berparas cantik itu. Naeun tampak menikmati nada dari gitar yang dimainkan laki-laki berkulit sedikit gelap itu.
“Kajja Naeun-ah..” panggilan itu mengagetkan Naeun.
“Ah, kau sudah selesai Namjoo-ya?” tanya Naeun.
“Iya. Maaf membuatmu cukup lama menunggu.” Jawab Namjoo.
“Tidak apa.” Ujar Naeun.
“Kajja kita pulang.” Ajak Namjoo.
Merasa diperhatikan, laki-laki itu menolehkan kepalanya memandang ke arah Naeun dan Namjoo yang sedang berbincang. Seulas senyum bibir itu menghiasi wajah tampannya kali ini. Seulas senyum penuh ketulusan.
Naeun melirik ke arah laki-laki yang kini sedang menatap ke arahnya dengan penuh senyum. Naeun menundukkan badannya dan tersenyum kepada laki-laki yang tak dikenalnya itu.
“Nuguya?” tanya Namjoo seraya menyenggol lengan Naeun yang berada di sebelahnya.
“Molla.” jawab singkat Naeun dan memakai tas jinjingnya.
“Aish, kajja.” Ujar Namjoo dan menarik temannya itu pergi.
Sedangkan laki-laki itu terus memperhatikan kepergian Naeun dan Namjoo masih dengan senyumannya itu.
***
Namjoo memperhatikan sahabatnya itu dengan tatapan aneh. Karena, sejak tadi Naeun terus tersenyum sambil membayangkan sesuatu. Naeun menggelengkan kepalanya gemas.
“Naeun-ah.. apa yang sedang kau pikirkan? Umh?” tanya Namjoo.
“Namja tadi.. eh,” jawab Naeun dan langsung menutup mulutnya.
“Namja bergitar tadi?” Namjoo memperjelasnya.
“Aniyo aniyo..” ujar Naeun terburu-buru dan mengalihkan pandangannya.
“Naeun-ah.. aku sudah mengenalmu lebih dari 7 tahun. Kita ini sahabat, mana mungkin aku tidak mengerti dari gelagat anehmu ini.” ujar Namjoo panjang. Naeun memperhatikan sahabatnya itu.
“Love at first sight… itu kan yang sedang kau rasakan?” tanya Namjoo dengan senyum penuh kemenangan. Bungkam, itu yang kini lakukan.
“Ahaha… diam mu itu sudah menjawab apa pertanyaan ku tadi Naeun-ah.. ahaha.” Ujar Namjoo senang.
“Aish.. diam kau Namjoo-ya..” ujar Naeun dan memukulkan pelan buku yang sedang Naeun pegang ke lengan Namjoo.
“Ahahaha..” tapi, Namjoo hanya tertawa saja.
***
-Naeun POV-
Aku menopang daguku seraya memandag langit dari jendela kamar. Pikiranku kembali tertuju pada sosok namja yang ku lihat beberapa jam yang lalu. Namja berkulit sedikit gelap itu sudah menyita waktu dan pikiranku. Aish, mungkin beberapa gelintir orang mengira diriku ini aneh karena dengan hitungan menit saat melihatnya aku langsung jatuh hati padanya. Tapi, itulah yang aku rasakan. Tidak ada yang boleh mengubahnya! Yap.. harus seperti itu.
Dering sms dari ponselku menyadarkanku akan lamunanku tentang namja itu. Sms itu dari Namjoo. Mau apa anak ini? Aku tekan tanda pesan masuk dari Namjoo itu. Aishh.. Namjoo ini! Masih saja menggodaku :(
Aku mulai mengetikkan balasan sms untuk Namjoo…
Beberapa detik kemudian Namjoo bukannya membalas sms dariku tapi ia meneleponku. Jika sudah menelepon seperti ini, ia pasti akan menasihatiku panjang lebar :(
“Yeoboseyo..” sapaku.
“Kau bilang namja itu terlihat baik Naeun-ah? Dari sisi mana kau bisa berkata seperti itu? umh?”
Benar kan apa yang ku katakan barusan? Dia dengan cerewetnya mengintrogasiku.
“Molla. Hanya saja, aku dapat merasakan itu dari senyumnya tadi.” Jawabku disertai senyuman saat kembali membayangkan senyuman laki-laki itu padaku.
“Love at first sigh itu benar-benar membuatmu gila Naeun-ah..” ujar Namjoo.
“Yaaa.. Namjoo-ya, harusnya kau mendukung sahabatmu ini :(“ ujarku.
“Bagaimana aku harus mendukungmu? Bertemu dengannya di lain waktu itu kecil kemungkinannya Naeun-ah.” Ujarnya.
“Kau lihat saja nanti. Aku pasti bisa bertemu dengannya. Aku yakin!” ujarku menggebu.
“Baiklah.. terserah kau saja Naeun-ah..” Ucap Namjoo yang setelah itu menutup teleponnya.
Aku keluar kamar menuju balkon kamarku dan bersender pada pagar besi. Memandang langit yang malam ini sedang bertabur bintang. Indah sekali :D
Aku kembali memikirkan wajahnya. Wajah namja yang belum aku kenal itu. Aish.. kenapa? Kenapa ka uterus beterbangan di pikiranku? Aku pasti akan bertemu lagi denganmu.. pasti! Kita akan buktikan omonganku…
Pandanganku beralih ke jalanan di depan rumahku, aku memperhatikan seseorang bersepeda mengenakan coat putih melintasi depan rumahku. Tidak terlalu jelas rupanya, karena aku berada di lantai atas.
“Aku belum pernah melihat orang itu sebelumnya, tapi…” ujarku dan terputus karena terdengar suara eomma memanggilku. Aku memajukan sedikit bibirku dan berbalik menuju lantai bawah rumahku.
***
“Waeyo eomma?” tanyaku pada eomma setelah berada tepat di hadapannya.
“Chorong baru saja menelepon dan ia ingin berbicara denganmu.” Jawab eomma ku.
“Ah, Chorong-eonni..”aku segera berlari menuju ruang keluarga dan mengangkat telepon dari eonni-ku itu.
“Yeoboseyo..” ujarku riang.
“Yeoboseyo Naeun-ah… ah, neomu bogoshippo…” sahut Chorong-eonni dengan riang juga.
“Nado eonni… ah, kau kapan akan pulang? Kunjungi adikmu yang cantik ini. Apa kau tidak rindu padaku? Umh?” tanyaku menuntut padanya.
“Ahahaha.. kau ini, iya besok aku akan pulang. Tapi, aku ingin kau menjemputku.” Jawabnya.
“Jinjjayo kau akan pulang kak?” tanyaku tak percaya.
“Iya… dan kau harus menjemputku! Arraseo?” ujarnya.
“Arraseo eonni,” ucapku.
***
-Author POV-
Seorang laki-laki membuka pagar sebuah rumah dan memasuki sepeda yang ia kendarai ke dalam bagasi. Hari sudah malam, ia dengar segera memasuki kediamannya.
“Aku pulang,” ujarnya saat membuka pintu rumah yang belum dikunci.
“Darimana saja kau nak?” ujar wanita paruh baya yang ternyata adalah eommanya.
“Pulang kuliah aku pergi ke taman seperti biasa eomma.” Ujarnya sambil membuka kulkas dan menuangkan segelas orange juice ke dalam gelas yang ia bawa lalu ia minum sampai habis.
“Kajja, kita makan dahulu.” Ajak eommanya.
“Baiklah. Dimana appa?” ujarnya.
“Appamu belum pulang Kai.” Ucap eommanya sambil menaruhkan semangkok nasi di hadapan anaknya itu.
“Gomawo eomma.” Ucap Kai.
“Ah, kau masak banyak sekali bulgogi eomma.” Lanjut Kai.
“Iya, ku kira ayahmu akan pulang lebih awal seperti biasanya. Ternyata ia lembur hari ini.” jelas eommanya.
“Ah, begitu rupanya.”
“Setelah selesai makan, kau lekas tidur. arraseo?”
“Arraseo eomma.”
***
-Kai POV-
Aku merebahkan tubuhku di atas ranjangku yang besar. Aku rentangkan kedua tanganku. Bayangan wajah berparas cantik itu muncul lagi di benakku. Senyumnya.. parasnya.. tatapannya.. ahh.. cantik sekali! Bibirku kembali menyunggingkan senyum. Baru kali ini aku begitu tertarik pada yeoja yang sama sekali aku tidak mengenalnya. Itu menandakan, dia berbeda dari yeoja lainnya.
Lagu berjudul Dream Girl dari SHINee berdering dari ponselku. Ku lihat nama yang terpampang di layar ponselku. Baekhyun hyung meneleponku. Segera aku angkat telepon darinya itu.
“Yeoboseyo… wae gurae hyung?” tanyaku.
“Besok kau bisa datang ke kafe milikku? Aku ingin mengajakmu mengiringiku bernyanyi di kafe-ku. Bagaimana? Kau bisa?” tanya Baekhyun-hyung.
“Sepertinya bisa hyung. Jam berapa?”
“Jam 1 siang. Kau bisa?”
“Ah baiklah. Besok aku akan ke kafemu.”
“Oke. Aku tunggu ya Kai.” Ujar Baekhyun mengakhiri pembicaraan.
***
Hari sudah menjelang pagi kembali. Ku buka mataku dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke kampus. Selesai mandi dan berpakaian, aku keluar kamar dengan menenteng tas dan juga tas gitarku. Ku datangi eomma-ku yang sedang menyiapkan makanan. Appa-ku sudah duduk di kusinya sambil membaca Koran.
“Pagi appa…” sapaku.
“Pagi eomma…” sapaku pada eomma sambil mencium keningnya.
Eomma-ku hanya tersenyum dan memberikan semangkuk nasi di hadapanku. Menu pagi ini adalah ayam goreng, kimchi, dan juga sup. Aku sudah dapat merasakan kelezatan masakan eomma dengan hanya melihatnya. Dengan lahap aku mulai menghabiskan semua makananku. Selesai memakannya aku pamit pada eomma dan juga appa untuk pergi ke kampus.
***
Aku mengayuh sepedaku sambil mendengarkan lagu. Lagu dari boyband Twilight yang berjudul Love is Difficult mengiringi perjalananku menuju kampus pagi ini. sedikit berdendang agar tidak jenuh. Love this morning!! Harapanku dapat bertemu yeoja itu lagi. Hanya itu.
Aku mengayuh sepedaku kian cepat saat memasuki pelataran parkir kampus. Ku parkirkan sepedaku dan mengganti lagu yang ku inginkan di I-pod ku. Lagu SHINee-Julliette mengiri langkahku sambil menenteng tas gitarku. Aku tersenyum pada siapa saja yang menyapaku. Ponselku bergetar, tanda pesan masuk di ponselku. Dari Baekhyun-hyung. Ia menanyakan tentang jadi atau tidaknya aku ke kafe nya siang ini. Saat ingin membalasnya aku tidak sengaja menabrak seseorang.
“Ah, mianhaeyo…” ujarku merasa bersalah karena kecerobohanku membuat semua buku yang ia bawa itu berserakan. Aku membantunya merapihkan semua buku-bukunya.
“Mianhae…” ujarku lagi.
Tapi yeoja itu tidak menjawab dan hanya membungkuk rendah padaku. Setelah itu, ia pergi dengan hanya sedikit melirikku. Aku melihat kepergiannya itu. Yeoja aneh, batinku. Lalu, aku melanjutkan berjalan.
***
-Naeun POV-
Siang ini siang yang terik. Ku pakai kacamata hitamku dan mulai mengendarai mobilku menuju Bandara Incheon untuk menjemput kakakku. Ku nyalakan tape di mobilku, dan ku putar lagu dari girlband Apink-My My.
Wajah tampan namja itu datang lagi di benakku. Huwaa… ini benar benar cinta!!
“Namja itu… aku sangat mencintaimu!!” ujarku di dalam mobil dengan senyum terus merekah.
Mobilku memasuki pelataran Bandara Incheon yang terlihat megah. Ku parkirkan mobilku. Setelah itu memasuki dalam Bandara dan menunggu kedatangan eonni-ku itu. Dia hari ini pulang ke Korea karena libur setelah UAS. Dia melanjutkan studi nya di Jepang. Ahhh… aku sangat rindu pada eonni-ku itu!!
Ku keluarkan I-pod ku dan memasangkan kedua earphone di telingaku. Lalu, ku cari lagu yang sedang sering ku dengarkan. Lagu dari Huh Gak berjudul 1440 sekarang mengalun indah di indera pendengaranku. Aku menggerakan kepalaku mengikuti ritme musik dari lagu ini.
Beberapa saat kemudian…
Saat aku sedang asyik mendengarkan lagu dari samping kiriku ada yang menarik earphone yang sedang ku pakai. Sontak aku menengok ke arah kiri ku.
“YAA!! Son Naeun!! Eonni memanggilmu sejak tadi, ternyata kau tidak mendengarnya? Aish jeongmal,” omel eonni-ku. Inilah Chorong-eonni, wajahnya saja terlihat innocent, tapi perilakunya? Huwaa T.T
“Ah mian eonni… salah eonni kenapa tidak meneleponku terlebih dahulu?” ujarku membela diri.
Ia memberikan tatapan kesalnya padaku. Ahaha… aku tertawa evil dalam hati.
“Naeunnie… kau tidak rindu pada eonni, eoh?” selidiknya.
“Aniyo.” Jawabku singkat sambil memasukkan I-Pod ku ke dalam tas.
“Aish… kau ini adik yang paling durhaka.” Ujarnya.
“Eonni yang durhaka jika eonni tidak membawakanku oleh-oleh untukku.” Ujarku.
“Aish, kau tidak henti-hentinya meminta itu padaku. Aku ini sedang tidak liburan,” ujarnya.
“Biarkan.” Ujarku sambil menjulurkan lidahku.
“Eonni… kajja kita pulang,” sambungku dan berjalan terlebih dulu.
“Yaa!! Kau tidak mau membawakan barang bawaanku?” protesnya.
“Aish… remaja tua ini banyak sekali maunya,” ujarku dan mengambil barang bawaannya yang paling terlihat ringan.
“Aish.. sama saja kau tidak membantuku naeun-ah.” umpatnya kesal.
***
“Seoul belum berubah ya…” ujar Chorong-eonni di dalam mobil saat mobil yang ku kendarai sudah berada di luar Bandara.
“Eonni, kau di Jepang itu belum genap dua tahun. Tentu saja perubahannya tidak terlalu terlihat. Kau ini bagaimana?” ujarku kesal.
“Ahaha… iya kau benar.” Ia terkekeh.
“Naeun-ah, aku sangat lapar. Kita mampir ke kafe milik temanku dulu ya. Kemarin aku sudah menghubunginya, eotte?” ia melanjutkan.
“Ide bagus… aku juga lapar eonni…” ujarku antusias.
“Jadi, kita ke arah mana sekarang eonni?” tanyaku.
“Ke daerah Gangnam. Nama kafe-nya itu Goshen,” jawab eonniku.
“Ini milik temanmu yang mana eonni?” tanyaku lagi.
“Temanku saat SMA dulu. Nanti kau juga tau siapa dia.” Jawab eonni-ku yang kini sibuk dengan ponselnya. Ya sudahlah… aku ikuti saja apa kata eonni-ku.
“Ini benar kafe-nya eon?” tanyaku saat sudah berada di depan sebuah kafe berasitektur minimalis.
“Sepertinya… namanya sama seperti yang ia sebutkan padaku. Kajja..” jawabnya.
Aku melepas safety-belt ku dan turun dari mobil. Ku sampirkan tasku di bahuku dan tak lupa mengunci pintu mobil menggunakan remote control.
Chorong-eonni menarik tanganku dan megajakku masuk. Saat kami berada di depan pintu terdengar suara musik. Sepertinya sedang ada live musiknya. Tapi, saat aku dan eonni-ku sudah berada di dalam, musik itu berhenti dan digantikan oleh lagu yang diputarkan melalui speaker. Sekarang lagu dari SNSD yang berjudul I Got a Boy terdengar menghentak di ruangan kafe.
Mataku tertuju pada panggung itu. Ada dua orang namja yang sedang menghadap ke belakang, satu orang terlihat sedang merapihkan kertas-kertas dan yang satunya lagi sedang memasukkan gitarnya ke dalam tas gitar. Aku jadi teringat pada namja bergitar di taman itu lagi. Tak sengaja bibir ini menyembulkan senyuman.
Chorong-eonni menyenggol lenganku dan seketika aku tersadar akan lamunanku terhadap namja begitar itu. Aku melihat Chorong-eonni dan di sampingnya ada seorang namja. Ah, mungkin ini teman lama yang dikatakan eonni tadi. Tampan juga, atau jangan-jangan ini adalah kekasih eonni?
Aku membungkukkan tubuhku di hadapan namja itu. Ia tersenyum padaku. Senyuman itu, senyuman akrab. Ia seperti sudah mengenalku saja. Atau, memang aku sudah mengenalnya ya? Tapi, kapan?
“Naeun imnida…” ujarku memperkenalkan diri.
“Arrayo Naeun-ssi. Aku sudah mengenalmu. Apa kau lupa padaku?” ujarnya.
“Kita sudah saling kenal?” tanyaku bingung.
“Iya, ahaha… Chorong-ah, adikmu ini ternyata pelupa ya..” ujar namja itu.
“Yaa!! Naeunnie, kau lupa dengan Baekhyun?” tanya eonniku.
“Aku sepertinya baru saja melihatnya eonni. Dan aku baru tau, bahwa dia temanmu.” Jawabku.
“Aish… dia temanku yang dulu sering sekali main ke rumah. Kau lupa?” tanyanya lagi.
“Ohh.. yang sering bersama Suho-oppa?” ujarku.
“Iya.” Ucap eonniku.
“Ah mianhae oppa… maklum kita kan tidak dekat, jadi aku lupa denganmu.” Ujarku pada namja bernama Baekhyun itu.
“Ah, gwenchana Naeun-ssi.” Ujarnya sambil tersenyum. Membuatnya terlihat imut sekali.
***
Kami bertiga duduk di salah satu sudut kafe ini. Kami berbincang, mengenai kehidupan eonni-ku di sana, tentang Suho-oppa yang adalah mantan pacar eonni-ku, dan masih banyak lagi.
“Ahaha… jadi kau rindu dengannya Chorong-ah?” goda Baekhyun pada eonni-ku.
“Yaa!! Baekkie-ah.. jangan menggodaku.” Ujar eonniku dengan raut wajah cemberut.
“Tapi, kalian masih berhubungan baik kan?” tanya Baekhyun.
“Iya. Tapi, tidak sering. Mungkin dia sedang sibuk. Aku pun juga sibuk di sana Baekkie-ah,” jawab Chorong-eonni.
“Besok datanglah lagi kemari. Suho sudah tau kau datang hari ini, dan dia sepertinya juga rindu padamu. Aku sangat tau, bahwa kalian putus itu karena kepergianmu ke Jepang.” Ujar Baekhyun pada eonni-ku.
“Baiklah, aku akan datang ke sini besok.” Ujar eonni-ku senang.
Ponselku berbunyi, ku lihat layar ponselku dan tertera tulisan “Namjoo is Calling”. Ada apa dia ini? menggangguku saja. Aku meminta izin pada mereka untuk pergi ke depan sebentar karena suasana di dalam lumayan ramai.
“Yeoboseyo…” sapaku.
“Naeun-ah, neo eodiga?” tanyanya to the point tanpa membalas salamku.
“Aku sedang di kafe temannya Chorong-eonni.” Jawabku.
“Dengan siapa?” tanyanya lagi. Aish, dia ini ingin tahu sekali. Terkadang, kelakuannya itu seperti seorang kekasih padaku.
“Dengan Chorong-eonni…” jawabku.
“Huwaaa… dia sedang di Korea? Wah, eonni-ku yang baby face itu akhirnya pulang.” Ujarnya kegirangan. Tunggu! Dia bilang “eonni-ku” ? sejak kapan Chorong-eonni menjadi eonni-nya. -____-
“Yaa! Kim Nam Joo, sejak kapan kau bersaudara kandung denganku? Mengakui Chorong-eonni adalah eonni-mu. Dia eonni-ku.” Ujarku tak terima.
“Ahahaha… mian mian. Cepatlah kau pulang Son Na Eun. Aku sedang berada di kamarmu.” Ujarnya dengan diawali tawa yang lumayan keras sampai aku menjauhkan ponsel dari telingaku.
“Kau tunggu saja.” Ujarku dan memutuskan sambungan telepon dengan sepihak. Aku kira, ia meneleponku karena ada kepentingan.
“Namjoo-ya… kau ini seenaknya masuk ke kamar putri cantik sepertiku.” Gumamku. Saat aku ingin kembali ke dalam kafe, sebuah gulungan kertas menghentikan langkahku. Ku ambil gulungan kertas itu dan menoleh ke belakangku. Sepertinya, ini milik namja itu.
“Yaa agashi!!” ujarku memanggilnya. Berulang kali, tapi ia tetap saja tidak menoleh. Sepertinya, ia sedang memakai earphone di telinganya. Itu yang ku pikirkan.
Aku memperhatikan gulungan kertas itu, menarik salah satu sudut pita berwarna biru yang mengikat kertas itu. Ahh, ini adalah sebuah lirik lagu beserta not baloknya.
“When I First Met You,” ucapku lirih saat melihat judul lagu ini.
“Kim Jong In,” ucapku lagi saat beralih melihat nama dengan tulisan lebih kecil di bawah judul lagu itu. Mungkin, ini nama pemilik kertas ini, pikirku.
***
-TO BE CONTINUE-
HUWAAAA!!! PART 1 FINISHED… ^_^ FANFIC EXOPINK TERUTAMA KAIEUN!! KARENA AKU ADALAH KAIEUN SHIPPER EHEHE XD HAPPY READING :)) DON’T FORGET FOR RCL (READ,COMMENT,AND LIKE) HOPE YOU LIKE THIS..