"), auto;} Yenny's World ^_^
CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 28 Maret 2013

EXOPINK Facts Part 1


EXOPINK FACTS!!


Hai hai… tujuan gue buat ini facts adalah karena gue pure EXOPINK shipper!! Ehehe xD agak maksa sih sebenernya, tapi engga juga. Mereka sering bareng di berbagai acara, ya walaupun untuk lihat moment mereka itu harus jeli banget…. >//<
Dan buat apresiasi gue sama dua grup yang gue suka ini, makanya gue buat ini facts. Dan mungkin kalian tanya “kenapa kamu nge-shipper EXOPINK?” jawaban gue “Karena dua grup ini masuk di fandom gue, dan menurut gue juga mereka cocok kok” untuk lebih detailnya.. check this out guys ^^

   1.  Apink debut pada bulan pertama di tahun 2011
  
   2.  Exo K maupun Exo M menyusul pada bulan April tahun 2012
  
  3.  Member Apink berjumlah 7 orang yang terdiri dari remaja-remaja cantik, begitupula dengan Exo K dan Exo M yang berjumlah 12 orang jika digabungkan ini mempunyai paras yang ganteng-ganteng.
   
   4.  Di Apink member yang pertama kali dikenalkan itu adalah Son Naeun atau biasa dipanggil Naeun pada MV Beast yang berjudul Beautiful yang akhirnya dijadikan visual di grupnya itu. Dan pada EXO member yang pertama kali dikenalkan itu adalah Kim Jongin atau biasa disebut dengan Kai. Ia dikenalkan melalui sebuah CF senior mereka yaitu DBSK dengan lagu Haha Songs bersama kedua member lainnya yaitu Chanyeol dan Suho, yang kemudian Kai menjadi visual di dalam grupnya yaitu Exo K.

  5.  Debut pada kedua grup ini dianggap sukses karena keduanya mendapatkan penghargaan di sebuah acara award yang paling bergengsi yaitu MAMA (MNet Asian Music Award). Apink pada MAMA 2011 mendapatkan penghargaan Rookie Awards kategori wanita. Dan Exo K pada MAMA 2012 mendapatkan penghargaan Best New Asian Artist Group.
  
  6.  Masing-masing leader dari Exo K dan Apink sama-sama ber-line 91 yaitu Suho dan Chorong. Dan dalam EXOPINK mereka diberi nama SuRong couple.
  
  7.  Dari Apink maupun Exo K ada beberapa member mereka yang bersekolah di School of Performing Arts Seoul =)) mereka adalah : Kai, Sehun, Naeun, Yookyung, Namjoo dan Hayoung. Kai, Sehun, Naeun dan Yookyung adalah member yang memiliki line yang sama yaitu 94line.
  
   8.  Dari member 94 line itu Kai sudah lulus lebih dahulu pada tahun 2012. Dan pada tahun 2013 Sehun, Naeun, dan juga Yookyung lulus bersama-sama.
  
  9.  Visual mereka Kai dan Naeun disebut KaiEun couple, mereka dipasangkan karena mereka sama-sama visual dan juga termasuk member yang tidak banyak omong.
  
  10. Maknae dari Exo K dan juga Apink yang bernama Sehun dan Hayoung memiliki marga yang sama yaitu “Oh”. Jika Sehun bernama Oh Se Hun dan Hayoung adalah Oh Ha Young.
  
  11.  Kedua maknae itu memiliki sebutan Maknae couple, Oh couple, atau HunYoung couple.

 12. Couple berikutnya adalah BaekJi (Baekhun-Eunji) karena mereka sama-sama memiliki posisi sebagai main vocal. 
  
   
  13. Couple versi aku yang menurutku itu cocok ChanJoo couple (Chanyeol-Namjoo), MiHan couple (Bomi-Luhan), Double Kyung (Do KyungSoo-Yookyung).
  
   
   14. Moment yang gue temuin pertama kali itu di sebuah acara lupa namanya. Tapi punya linknya nihh >> http://www.youtube.com/watch?v=Vr9NSEmi6yE
Di situ Exo K bersampingan dengan Apink. Lebih tepatnya Naeun bersampingan dengan Chanyeol. Walaupun aku itu KaiEun shipper tapi tetep seneng karena akhirnya nemu ExoPink momen yang pertama ‘-‘/\ bisa lihat di menit ke 2.13 s/d 2.16 ^^ dan di menit 3.37 s/d 3.39 ^^
  
   15. Oh ya, Exo K dan Apink sama-sama menjadi model untuk brand seragam sekolah. Jika Exo K menjadi model untuk Ivy Club bersama Kim Yoo Jung dan Apink menjadi model untuk Schoolooks bersama Beast.
  
   16. Nah ini ada GIF pas di acara MBC Idol Championship di sana Exo dan Apink duduk berdekatan dan ada moment dimana Bomi memberikan bola kepada Suho. Ini linknya >> http://25.media.tumblr.com/35179ff6188de77b2491e6398c646eb7/tumblr_midkstYTQG1qf24olo1_500.gif
Dan ini link videonya saat Bomi kasih bola ke Suho ada di menit 2.03 ^^ http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=NcsVTjjuyJo dan di menit 2.35 itu ga jelas emang, tapi kalo jeli bisa lihat salah satu member Apink kayaknya sih Naeun itu melihat ke arah para namjadeul Exo.


 17. Ini juga moment mereka di MBC Idol Championship >> http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=NcsVTjjuyJo

  
  18. Oh ya saat diacara SBS Gayo Daejun di situ juga ada moment exopink ga jelas sih tapi aku pernah nemu di tumblr. Jadi, pas Apink nyanyi lagu Hush Baekhyun dan siapa gitu lupa itu pas bagian Reff ikutan nyanyi. Momentnya berbentuk GiF. >>


19.  Nah di moment ini sebenernya sama kayak di moment pertama yang aku kasih tau tadi Cuma yg ini moment exopink nya lebih lebih WOW ahaha lebay gue yee.. kaga papa dah lanjut nih linknya >> http://24.media.tumblr.com/e3c91540b849beb707ddcf615df20bc4/tumblr_mfvyyigeOD1rmmxyjo11_r3_250.gif
Di menit ke 1:28 itu dipikiran gue nih yee si Suho kayak curi-curi pandang gitu dah.. dan di menit ke 2:39 s/d 2:41 Naeun, Chanyeol dan Baekhyun bow each other!!!! Huwaa… ini kece banget ini moment.. sayang kenapa bukan Kai (nasib nge-shipp KaiEun) ahaha XD gapapa, KaiEun tetep di hati deh yee ‘-‘/\
Dan perhatikan di menit ke 2:53 s/d 3:00 itu Exo K berada tepat di belakang APINK!!!! Tapi, seneng sih walaupun Cuma dikit nih yaa.. si Kai berada tepat di belakang Naeun, ahaha xD akhirnya KaiEun yomannnn


Di sini, Kumpulah anak Apink minus Yookyung. Naeun, Bomi, Chorong, Hayoung sibuk sama kacang yang mereka mainin. Eunji sibuk merhatiin pertandingan. Nah si Namjoo lagi sibuk ngobrol sama Minhyuk BTOB. Sebenernya sih ini lebih mengarah ke ATOB moment, tapi karena di belakang mereka duduk namjadeul Exo yang kece ya gue maksa ini adalah moment EXOPINK!! Ahaha, oh ya di detik ke berapa gitu lupa ==” di situ itu Namjoo lagi asyik ngobrol sama Minhyuk, eh Chanyol kayak ngeliat sekilas gitu deh.. ahaha xD si Chanyeol cemburu mungkin yee..


21.  Di moment yang ini nih >> http://www.youtube.com/watch?v=LxErkHQ6y9E entah mikir darimana gue ngerasa yg ditunjuk Suho itu Chorong sebelum dia ngomong sama si Chanyeol ada di detik ke 00:15 ^^ dan di menit ke 00:28 lagi-lagi Namjoo beserta Hayoung sibuk sama member BTOB. And then, si Chanyeol ngelirik ke arah Namjoo. Gue geregetan, berasa pengen ngomong sama Namjoo biar si Chanyeol dikasih ikutan main dan moment itu terulang lagi di detik 00:36. Dan dan dan di menit ke 1:02 s/d 1:12 terciptalah moment SuRong!! Saat itu, si Suho lagi bercanda sama Luhan eh si Chorong ngeliatin dan ini bikin geregetan >//<

NAHHHH!! Sekian, EXOPINK FACTS PART 1. Ternyata gue bisa bikin 21 fakta dan itu Amazing menurut gue. Wkwk xD semoga seneng.. ^^
Kalo gue nemu lagi momen EXOPINK yang lain, pasti kok dibuat yang PART 2 nya :D dadahh bubayyy ‘-‘)/

Rabu, 06 Maret 2013

When I First Met You Part.1 -KAIEUN FANFIC-


When I First Met You







Author : Colorful Apink Son Naeun (@yenny_mustika)
Main Cast : Exo Kai, Apink Naeun
Other Cast : Member Exo and Apink
Genre : Romance
Rating : General
Lenggt : Chapter
Poster : by @yenny_mustika
Disclaimer : This is just FANFICTION!! So, anything in here is fiction… Main Cast and other cast is God’s mine.

~PART 1~

-Author POV-
Langkah dua pasang kaki terdengar tengah menelusuri jalan setapak yang sedang mereka lalui di taman ini. Salah seorang dari mereka menghentikan langkahnya membuat seorang lagi juga ikut menghentikan langkahnya.
“Waeyo?” tanya seorang perempuan berambut hitam panjang terurai sambil memperhatikan temannya yang berhenti mendadak itu.
“Ah.. Eun, aku ingin buang air kecil. Aku ke toilet dulu ya. Tunggu saja aku di sini..” ujar seorang perempuan lagi berambut pendek berwarna coklat agak ke emasan.
“Baiklah.. aku akan tunggu di sini Namjoo-ya” ujar temannya.
“Ah, gomawo Naeun-ah. Aku titip tas ku ya.” Ujar Namjoo sambil menyerahkan tas nya kepada Naeun temannya itu.
Naeun hanya mengangguk sementara Namjoo sudah berlari ke toilet. Naeun melangkahkan kakinya menuju kursi taman di dekatnya. Beberapa saat kemudian, ia mendengar suara merdu dari arah lain. Pandangannya mengikuti arah suara merdu itu. Dan tepat berhenti di sosok seseorang laki laki sebaya dengannya sedang bermain gitar.
Ia memperhatikan laki-laki itu terus-menerus. Seketika senyuman hadir di wajah berparas cantik itu. Naeun tampak menikmati nada dari gitar yang dimainkan laki-laki berkulit sedikit gelap itu.
“Kajja Naeun-ah..” panggilan itu mengagetkan Naeun.
“Ah, kau sudah selesai Namjoo-ya?” tanya Naeun.
“Iya. Maaf membuatmu cukup lama menunggu.” Jawab Namjoo.
“Tidak apa.” Ujar Naeun.
“Kajja kita pulang.” Ajak Namjoo.
Merasa diperhatikan, laki-laki itu menolehkan kepalanya memandang ke arah Naeun dan Namjoo yang sedang berbincang. Seulas senyum bibir itu menghiasi wajah tampannya kali ini. Seulas senyum penuh ketulusan.
Naeun melirik ke arah laki-laki yang kini sedang menatap ke arahnya dengan penuh senyum. Naeun menundukkan badannya dan tersenyum kepada laki-laki yang tak dikenalnya itu.
“Nuguya?” tanya Namjoo seraya menyenggol lengan Naeun yang berada di sebelahnya.
“Molla.” jawab singkat Naeun dan memakai tas jinjingnya.
“Aish, kajja.” Ujar Namjoo dan menarik temannya itu pergi.
Sedangkan laki-laki itu terus memperhatikan kepergian Naeun dan Namjoo masih dengan senyumannya itu.
***
Namjoo memperhatikan sahabatnya itu dengan tatapan aneh. Karena, sejak tadi Naeun terus tersenyum sambil membayangkan sesuatu. Naeun menggelengkan kepalanya gemas.
“Naeun-ah.. apa yang sedang kau pikirkan? Umh?” tanya Namjoo.
“Namja tadi.. eh,” jawab Naeun dan langsung menutup mulutnya.
“Namja bergitar tadi?” Namjoo memperjelasnya.
“Aniyo aniyo..” ujar Naeun terburu-buru dan mengalihkan pandangannya.
“Naeun-ah.. aku sudah mengenalmu lebih dari 7 tahun. Kita ini sahabat, mana mungkin aku tidak mengerti dari gelagat anehmu ini.” ujar Namjoo panjang. Naeun memperhatikan sahabatnya itu.
“Love at first sight… itu kan yang sedang kau rasakan?” tanya Namjoo dengan senyum penuh kemenangan. Bungkam, itu yang kini lakukan.
“Ahaha… diam mu itu sudah menjawab apa pertanyaan ku tadi Naeun-ah.. ahaha.” Ujar Namjoo senang.
“Aish.. diam kau Namjoo-ya..” ujar Naeun dan memukulkan pelan buku yang sedang Naeun pegang ke lengan Namjoo.
“Ahahaha..” tapi, Namjoo hanya tertawa saja.
***
-Naeun POV-
Aku menopang daguku seraya memandag langit dari jendela kamar. Pikiranku kembali tertuju pada sosok namja yang ku lihat beberapa jam yang lalu. Namja berkulit sedikit gelap itu sudah menyita waktu dan pikiranku. Aish, mungkin beberapa gelintir orang mengira diriku ini aneh karena dengan hitungan menit saat melihatnya aku langsung jatuh hati padanya. Tapi, itulah yang aku rasakan. Tidak ada yang boleh mengubahnya! Yap.. harus seperti itu.
Dering sms dari ponselku menyadarkanku akan lamunanku tentang namja itu. Sms itu dari Namjoo. Mau apa anak ini? Aku tekan tanda pesan masuk dari Namjoo itu. Aishh.. Namjoo ini! Masih saja menggodaku :(







Aku mulai mengetikkan balasan sms untuk Namjoo…








Beberapa detik kemudian Namjoo bukannya membalas sms dariku tapi ia meneleponku. Jika sudah menelepon seperti ini, ia pasti akan menasihatiku panjang lebar :(
“Yeoboseyo..” sapaku.
“Kau bilang namja itu terlihat baik Naeun-ah? Dari sisi mana kau bisa berkata seperti itu? umh?”
Benar kan apa yang ku katakan barusan? Dia dengan cerewetnya mengintrogasiku.
“Molla. Hanya saja, aku dapat merasakan itu dari senyumnya tadi.” Jawabku disertai senyuman saat kembali membayangkan senyuman laki-laki itu padaku.
“Love at first sigh itu benar-benar membuatmu gila Naeun-ah..” ujar Namjoo.
“Yaaa.. Namjoo-ya, harusnya kau mendukung sahabatmu ini :(“ ujarku.
“Bagaimana aku harus mendukungmu? Bertemu dengannya di lain waktu itu kecil kemungkinannya Naeun-ah.” Ujarnya.
“Kau lihat saja nanti. Aku pasti bisa bertemu dengannya. Aku yakin!” ujarku menggebu.
“Baiklah.. terserah kau saja Naeun-ah..” Ucap Namjoo yang setelah itu menutup teleponnya.
Aku keluar kamar menuju balkon kamarku dan bersender pada pagar besi. Memandang langit yang malam ini sedang bertabur bintang. Indah sekali :D
Aku kembali memikirkan wajahnya. Wajah namja yang belum aku kenal itu. Aish..  kenapa? Kenapa ka uterus beterbangan di pikiranku? Aku pasti akan bertemu lagi denganmu.. pasti! Kita akan buktikan omonganku…
Pandanganku beralih ke jalanan di depan rumahku, aku memperhatikan seseorang bersepeda mengenakan coat putih melintasi depan rumahku. Tidak terlalu jelas rupanya, karena aku berada di lantai atas.
“Aku belum pernah melihat orang itu sebelumnya, tapi…” ujarku dan terputus karena terdengar suara eomma memanggilku. Aku memajukan sedikit bibirku dan berbalik menuju lantai bawah rumahku.
***
“Waeyo eomma?” tanyaku pada eomma setelah berada tepat di hadapannya.
“Chorong baru saja menelepon dan ia ingin berbicara denganmu.” Jawab eomma ku.
“Ah, Chorong-eonni..”aku segera berlari menuju ruang keluarga dan mengangkat telepon dari eonni-ku itu.
“Yeoboseyo..” ujarku riang.
“Yeoboseyo Naeun-ah… ah, neomu bogoshippo…” sahut Chorong-eonni dengan riang juga.
“Nado eonni… ah, kau kapan akan pulang? Kunjungi adikmu yang cantik ini. Apa kau tidak rindu padaku? Umh?” tanyaku menuntut padanya.
“Ahahaha.. kau ini, iya besok aku akan pulang. Tapi, aku ingin kau menjemputku.” Jawabnya.
“Jinjjayo kau akan pulang kak?” tanyaku tak percaya.
“Iya… dan kau harus menjemputku! Arraseo?” ujarnya.
“Arraseo eonni,” ucapku.
***
-Author POV-
Seorang laki-laki membuka pagar sebuah rumah dan memasuki sepeda yang ia kendarai ke dalam bagasi. Hari sudah malam, ia dengar segera memasuki kediamannya.
“Aku pulang,” ujarnya saat membuka pintu rumah yang belum dikunci.
“Darimana saja kau nak?” ujar wanita paruh baya yang ternyata adalah eommanya.
“Pulang kuliah aku pergi ke taman seperti biasa eomma.” Ujarnya sambil membuka kulkas dan menuangkan segelas orange juice ke dalam gelas yang ia bawa lalu ia minum sampai habis.
“Kajja, kita makan dahulu.” Ajak eommanya.
“Baiklah. Dimana appa?” ujarnya.
“Appamu belum pulang Kai.” Ucap eommanya sambil menaruhkan semangkok nasi di hadapan anaknya itu.
“Gomawo eomma.” Ucap Kai.
“Ah, kau masak banyak sekali bulgogi eomma.” Lanjut Kai.
“Iya, ku kira ayahmu akan pulang lebih awal seperti biasanya. Ternyata ia lembur hari ini.” jelas eommanya.
“Ah, begitu rupanya.”
“Setelah selesai makan, kau lekas tidur. arraseo?”
“Arraseo eomma.”
***
-Kai POV-
Aku merebahkan tubuhku di atas ranjangku yang besar. Aku rentangkan kedua tanganku. Bayangan wajah berparas cantik itu muncul lagi di benakku. Senyumnya.. parasnya.. tatapannya.. ahh.. cantik sekali! Bibirku kembali menyunggingkan senyum. Baru kali ini aku begitu tertarik pada yeoja yang sama sekali aku tidak mengenalnya. Itu menandakan, dia berbeda dari yeoja lainnya.
Lagu berjudul Dream Girl dari SHINee berdering dari ponselku. Ku lihat nama yang terpampang di layar ponselku. Baekhyun hyung meneleponku. Segera aku angkat telepon darinya itu.
“Yeoboseyo… wae gurae hyung?” tanyaku.
“Besok kau bisa datang ke kafe milikku? Aku ingin mengajakmu mengiringiku bernyanyi di kafe-ku. Bagaimana? Kau bisa?” tanya Baekhyun-hyung.
“Sepertinya bisa hyung. Jam berapa?”
“Jam 1 siang. Kau bisa?”
“Ah baiklah. Besok aku akan ke kafemu.”
“Oke. Aku tunggu ya Kai.” Ujar Baekhyun mengakhiri pembicaraan.
***
Hari sudah menjelang pagi kembali. Ku buka mataku dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke kampus. Selesai mandi dan berpakaian, aku keluar kamar dengan menenteng tas dan juga tas gitarku. Ku datangi eomma-ku yang sedang menyiapkan makanan. Appa-ku sudah duduk di kusinya sambil membaca Koran.
“Pagi appa…” sapaku.
“Pagi eomma…” sapaku pada eomma sambil mencium keningnya.
Eomma-ku hanya tersenyum dan memberikan semangkuk nasi di hadapanku. Menu pagi ini adalah ayam goreng, kimchi, dan juga sup. Aku sudah dapat merasakan kelezatan masakan eomma dengan hanya melihatnya. Dengan lahap aku mulai menghabiskan semua makananku. Selesai memakannya aku pamit pada eomma dan juga appa untuk pergi ke kampus.
***
Aku mengayuh sepedaku sambil mendengarkan lagu. Lagu dari boyband Twilight yang berjudul Love is Difficult mengiringi perjalananku menuju kampus pagi ini. sedikit berdendang agar tidak jenuh. Love this morning!! Harapanku dapat bertemu yeoja itu lagi. Hanya itu.
Aku mengayuh sepedaku kian cepat saat memasuki pelataran parkir kampus. Ku parkirkan sepedaku dan mengganti lagu yang ku inginkan di I-pod ku. Lagu SHINee-Julliette mengiri langkahku sambil menenteng tas gitarku. Aku tersenyum pada siapa saja yang menyapaku. Ponselku bergetar, tanda pesan masuk di ponselku. Dari Baekhyun-hyung. Ia menanyakan tentang jadi atau tidaknya aku ke kafe nya siang ini.  Saat ingin membalasnya aku tidak sengaja menabrak seseorang.
“Ah, mianhaeyo…” ujarku merasa bersalah karena kecerobohanku membuat semua buku yang ia bawa itu berserakan. Aku membantunya merapihkan semua buku-bukunya.
“Mianhae…” ujarku lagi.
Tapi yeoja itu tidak menjawab dan hanya membungkuk rendah padaku. Setelah itu, ia pergi dengan hanya sedikit melirikku. Aku melihat kepergiannya itu. Yeoja aneh, batinku. Lalu, aku melanjutkan berjalan.
***
-Naeun POV-
Siang ini siang yang terik. Ku pakai kacamata hitamku dan mulai mengendarai mobilku menuju Bandara Incheon untuk menjemput kakakku. Ku nyalakan tape di mobilku, dan ku putar lagu dari girlband Apink-My My.
Wajah tampan namja itu datang lagi di benakku. Huwaa… ini benar benar cinta!!
“Namja itu… aku sangat mencintaimu!!” ujarku di dalam mobil dengan senyum terus merekah.
Mobilku memasuki pelataran Bandara Incheon yang terlihat megah. Ku parkirkan mobilku. Setelah itu memasuki dalam Bandara dan menunggu kedatangan eonni-ku itu. Dia hari ini pulang ke Korea karena libur setelah UAS. Dia melanjutkan studi nya di Jepang. Ahhh… aku sangat rindu pada eonni-ku itu!!
Ku keluarkan I-pod ku dan memasangkan kedua earphone di telingaku. Lalu, ku cari lagu yang sedang sering ku dengarkan. Lagu dari Huh Gak berjudul 1440 sekarang mengalun indah di indera pendengaranku. Aku menggerakan kepalaku mengikuti ritme musik dari lagu ini.
Beberapa saat kemudian…
Saat aku sedang asyik mendengarkan lagu dari samping kiriku ada yang menarik earphone yang sedang ku pakai. Sontak aku menengok ke arah kiri ku.
“YAA!! Son Naeun!! Eonni memanggilmu sejak tadi, ternyata kau tidak mendengarnya? Aish jeongmal,” omel eonni-ku. Inilah Chorong-eonni, wajahnya saja terlihat innocent, tapi perilakunya? Huwaa T.T
“Ah mian eonni… salah eonni kenapa tidak meneleponku terlebih dahulu?” ujarku membela diri.
Ia memberikan tatapan kesalnya padaku. Ahaha… aku tertawa evil dalam hati.
“Naeunnie… kau tidak rindu pada eonni, eoh?” selidiknya.
“Aniyo.” Jawabku singkat sambil memasukkan I-Pod ku ke dalam tas.
“Aish… kau ini adik yang paling durhaka.” Ujarnya.
“Eonni yang durhaka jika eonni tidak membawakanku oleh-oleh untukku.” Ujarku.
“Aish, kau tidak henti-hentinya meminta itu padaku. Aku ini sedang tidak liburan,” ujarnya.
“Biarkan.” Ujarku sambil menjulurkan lidahku.
“Eonni… kajja kita pulang,” sambungku dan berjalan terlebih dulu.
“Yaa!! Kau tidak mau membawakan barang bawaanku?” protesnya.
“Aish… remaja tua ini banyak sekali maunya,” ujarku dan mengambil barang bawaannya yang paling terlihat ringan.
“Aish.. sama saja kau tidak membantuku naeun-ah.” umpatnya kesal.
***
“Seoul belum berubah ya…” ujar Chorong-eonni di dalam mobil saat mobil yang ku kendarai sudah berada di luar Bandara.
“Eonni, kau di Jepang itu belum genap dua tahun. Tentu saja perubahannya tidak terlalu terlihat. Kau ini bagaimana?” ujarku kesal.
“Ahaha… iya kau benar.” Ia terkekeh.
“Naeun-ah, aku sangat lapar. Kita mampir ke kafe milik temanku dulu ya. Kemarin aku sudah menghubunginya, eotte?” ia melanjutkan.
“Ide bagus… aku juga lapar eonni…” ujarku antusias.
“Jadi, kita ke arah mana sekarang eonni?” tanyaku.
“Ke daerah Gangnam. Nama kafe-nya itu Goshen,” jawab eonniku.
“Ini milik temanmu yang mana eonni?” tanyaku lagi.
“Temanku saat SMA dulu. Nanti kau juga tau siapa dia.” Jawab eonni-ku yang kini sibuk dengan ponselnya. Ya sudahlah… aku ikuti saja apa kata eonni-ku.
“Ini benar kafe-nya eon?” tanyaku saat sudah berada di depan sebuah kafe berasitektur minimalis.
“Sepertinya… namanya sama seperti yang ia sebutkan padaku. Kajja..” jawabnya.
Aku melepas safety-belt ku dan turun dari mobil. Ku sampirkan tasku di bahuku dan tak lupa mengunci pintu mobil menggunakan remote control.
Chorong-eonni menarik tanganku dan megajakku masuk. Saat kami berada di depan pintu terdengar suara musik. Sepertinya sedang ada live musiknya. Tapi, saat aku dan eonni-ku sudah berada di dalam, musik itu berhenti dan digantikan oleh lagu yang diputarkan melalui speaker. Sekarang lagu dari SNSD yang berjudul I Got a Boy terdengar menghentak di ruangan kafe.
Mataku tertuju pada panggung itu. Ada dua orang namja yang sedang menghadap ke belakang, satu orang terlihat sedang merapihkan kertas-kertas dan yang satunya lagi sedang memasukkan gitarnya ke dalam tas gitar. Aku jadi teringat pada namja bergitar di taman itu lagi. Tak sengaja bibir ini menyembulkan senyuman.
Chorong-eonni menyenggol lenganku dan seketika aku tersadar akan lamunanku terhadap namja begitar itu. Aku melihat Chorong-eonni dan di sampingnya ada seorang namja. Ah, mungkin ini teman lama yang dikatakan eonni tadi. Tampan juga, atau jangan-jangan ini adalah kekasih eonni?
Aku membungkukkan tubuhku di hadapan namja itu. Ia tersenyum padaku. Senyuman itu, senyuman akrab. Ia seperti sudah mengenalku saja. Atau, memang aku sudah mengenalnya ya? Tapi, kapan?
“Naeun imnida…” ujarku memperkenalkan diri.
“Arrayo Naeun-ssi. Aku sudah mengenalmu. Apa kau lupa padaku?” ujarnya.
“Kita sudah saling kenal?” tanyaku bingung.
“Iya, ahaha… Chorong-ah, adikmu ini ternyata pelupa ya..” ujar namja itu.
“Yaa!! Naeunnie, kau lupa dengan Baekhyun?” tanya eonniku.
“Aku sepertinya baru saja melihatnya eonni. Dan aku baru tau, bahwa dia temanmu.” Jawabku.
“Aish… dia temanku yang dulu sering sekali main ke rumah. Kau lupa?” tanyanya lagi.
“Ohh.. yang sering bersama Suho-oppa?” ujarku.
“Iya.” Ucap eonniku.
“Ah mianhae oppa… maklum kita kan tidak dekat, jadi aku lupa denganmu.” Ujarku pada namja bernama Baekhyun itu.
“Ah, gwenchana Naeun-ssi.” Ujarnya sambil tersenyum. Membuatnya terlihat imut sekali.
***
Kami bertiga duduk di salah satu sudut kafe ini. Kami berbincang, mengenai kehidupan eonni-ku di sana, tentang Suho-oppa yang adalah mantan pacar eonni-ku, dan masih banyak lagi.
“Ahaha… jadi kau rindu dengannya Chorong-ah?” goda Baekhyun pada eonni-ku.
“Yaa!! Baekkie-ah.. jangan menggodaku.” Ujar eonniku dengan raut wajah cemberut.
“Tapi, kalian masih berhubungan baik kan?” tanya Baekhyun.
“Iya. Tapi, tidak sering. Mungkin dia sedang sibuk. Aku pun juga sibuk di sana Baekkie-ah,” jawab Chorong-eonni.
“Besok datanglah lagi kemari. Suho sudah tau kau datang hari ini, dan dia sepertinya juga rindu padamu. Aku sangat tau, bahwa kalian putus itu karena kepergianmu ke Jepang.” Ujar Baekhyun pada eonni-ku.
“Baiklah, aku akan datang ke sini besok.” Ujar eonni-ku senang.
Ponselku berbunyi, ku lihat layar ponselku dan tertera tulisan “Namjoo is Calling”. Ada apa dia ini? menggangguku saja. Aku meminta izin pada mereka untuk pergi ke depan sebentar karena suasana di dalam lumayan ramai.
“Yeoboseyo…” sapaku.
“Naeun-ah, neo eodiga?” tanyanya to the point tanpa membalas salamku.
“Aku sedang di kafe temannya Chorong-eonni.” Jawabku.
“Dengan siapa?” tanyanya lagi. Aish, dia ini ingin tahu sekali. Terkadang, kelakuannya itu seperti seorang kekasih padaku.
“Dengan Chorong-eonni…” jawabku.
“Huwaaa… dia sedang di Korea? Wah, eonni-ku yang baby face itu akhirnya pulang.” Ujarnya kegirangan. Tunggu! Dia bilang “eonni-ku” ? sejak kapan Chorong-eonni menjadi eonni-nya. -____-
“Yaa! Kim Nam Joo, sejak kapan kau bersaudara kandung denganku? Mengakui Chorong-eonni adalah eonni-mu. Dia eonni-ku.” Ujarku tak terima.
“Ahahaha… mian mian. Cepatlah kau pulang Son Na Eun. Aku sedang berada di kamarmu.” Ujarnya dengan diawali tawa yang lumayan keras sampai aku menjauhkan ponsel dari telingaku.
“Kau tunggu saja.” Ujarku dan memutuskan sambungan telepon dengan sepihak. Aku kira, ia meneleponku karena ada kepentingan.
“Namjoo-ya… kau ini seenaknya masuk ke kamar putri cantik sepertiku.” Gumamku. Saat aku ingin kembali ke dalam kafe, sebuah gulungan kertas menghentikan langkahku. Ku ambil gulungan kertas itu dan menoleh ke belakangku. Sepertinya, ini milik namja itu.
“Yaa agashi!!” ujarku memanggilnya. Berulang kali, tapi ia tetap saja tidak menoleh. Sepertinya, ia sedang memakai earphone di telinganya. Itu yang ku pikirkan.
Aku memperhatikan gulungan kertas itu, menarik salah satu sudut pita berwarna biru yang mengikat kertas itu. Ahh, ini adalah sebuah lirik lagu beserta not baloknya.
“When I First Met You,” ucapku lirih saat melihat judul lagu ini.
“Kim Jong In,” ucapku lagi saat beralih melihat nama dengan tulisan lebih kecil di bawah judul lagu itu. Mungkin, ini nama pemilik kertas ini, pikirku.
***
-TO BE CONTINUE-

HUWAAAA!!! PART 1 FINISHED… ^_^ FANFIC EXOPINK TERUTAMA KAIEUN!! KARENA AKU ADALAH KAIEUN SHIPPER EHEHE XD HAPPY READING :)) DON’T FORGET FOR RCL (READ,COMMENT,AND LIKE) HOPE YOU LIKE THIS..









Selasa, 08 Januari 2013

Sebuah Cerita Tentang Hijab

Beberapa waktu lalu saya sempat bertemu dengan dua teman lama. Pertemuan saya yang pertama ditemani dengan salah seorang sahabat lama yang bisa dikatakan belum lama menggunakan hijab. Dari berbagai obrolan kami, akhirnya ia melontarkan satu pertanyaan."Zu, lo sampe sekarang masih ada kepikiran buat buka jilbab engga?". Saat itu saya cuma tersenyum sebelum memberikan jawaban.
Hampir sebulan setelahnya, saya bertemu dengan salah satu sahabat saya yang saya kenal dari waktu dan tempat yang berbeda dari sahabat saya yang sebelumnya. Dari berbagai topik obrolan yang kami bicarakan, ada satu pertanyaan yang ia berikan"Zu, lo nanti kalo udah di Inggris bakalan buka jilbab engga?" Dan kali ini saya bukan hanya tersenyum... tetapi tertawa.

Sangat mudah sebenarnya menjawab pertanyaan yang sudah familiar di telinga saya, yang sudah dilontarkan dari berbagai mulut yang berbeda. Sulit adalah ketika harus meyakinkan orang lain tentang sesuatu hal yang saya sendiri aja baru bisa meyakini diri saya setelah beberapa tahun menjalaninya. Jadi engga salah sih kalau masih banyak orang yang mempertanyakan keteguhan saya dalam memakai hijab ini hehehe. Sebelum diberikan pertanyaan - pertanyaan tersebut, sejujurnya engga pernah terlintas lagi untuk membuka hijab, sekalipun nanti ketika saya tinggal di negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim.
Memang, engga ada satupun dari kita yang tau apa yang disimpan oleh masa depan, tapi saat ini saya bisa mengatakan bahwa tampaknya keputusan untuk membuka hijab akan menjadi sebuah keputusan terbodoh yang bisa saya buat dalam hidup saya. Setelah bertahun - tahun berjuang mempertahankannya, saat ini hijab bukan hanya sebagai sebuah kewajiban, tetapi menjadi bagian dari diri saya.

Dan untuk mencapai tahap tersebut bisa dibilang sangat jauh dari mudah.

--------------------------------------------------------

Berawal dari sepuluh tahun yang lalu, saat saya masih duduk di kelas 1 SMP. Saat itu seperti biasanya, setelah les matematika dengan guru private saya, kami melakukan ritual yang hampir selalu kami lakukan seusai les, yaitu sholat ashar berjamaah dilanjutkan dengan obrolan ringan seputar agama. Biasanya sih obrolannya mulai dari saling mengingatkan apa aja hal buruk yang seringkali terlupakan, cerita tentang para nabi, atau cerita hal lainnya yang intinya mengingatkan saya tentang norma - norma dalam agama Islam. Hari itu, topik yang diangkat oleh ibu guru adalah tentang kewajiban untuk menutup aurat bagi perempuan. Engga usah dibahas lebih dalam lah yaa disini tentang apa aja kewajiban kita sebagai perempuan untuk menutup aurat. Intinya, dari pembicaraan itulah saya benar - benar bertekad jika nanti saya sudah baligh (baca : menstruasi), saya akan langsung menggunakan hijab.

Engga lama sejak pembicaraan kami di sore itu, akhirnya sampailah waktu dimana saya sudah dinyatakan baligh. Setelah membicarakan dengan orang tua dan meyakinkan diri saya kembali, akhirnya beberapa minggu kemudian saya pun sudah menutup aurat sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Bisa dibilang awal saya memakai hijab ini engga berjalan semudah yang saya bayangkan. Tekanan sempat terasa dari berbagai pihak. Mulai dari orang tua saya yang sempat meragukan keputusan saya dan khawatir jika suatu saat saya akan membuka kembali hijab saya dikarenakan usia saya yang pada saat mengambil keputusan tersebut masih sangat muda, yaitu sekitar 11 tahun. Bukan hanya itu, tekanan juga terasa dari teman - teman saya. Ada beberapa dari mereka yang mulai menjauh karena saya menggunakan hijab, bahkan ada yang bilang kalau saya sok suci. Sempat sakit hati sih dikiiittt hahaa. Tapi mungkin karena saat itu saya benar - benar udah yakin dan keputusan memakai hijab juga sepenuhnya dari diri saya, jadi apapun pendapat orang saat itu saya terima dengan "masuk telinga kanan keluar telinga kiri" ajaa hehe.

Setelah melewati masa transisi dari sebelum ke setelah memakai hijab, dua tahun setelahnya saya lalu dengan baik. Walaupun terkadang saat melihat teman - teman saya lainnya yang belum memakai hijab, masih terlintas di pikiran saya bahwa mungkin dengan engga memakai hijab bisa lebih menyenangkan dan bebas berekspresi. Tetapi dengan cukup banyaknya teman saya yang menggunakan hijab dan sempat berada di dalam lingkungan anak - anak rohis, pikiran saya ini engga sampai membuat ingin melepas hijab ini.


Dari bertahun - tahun saya memakai hijab, masa terberat yang saya lalui adalah selama saya duduk di kursi SMA. Mulai dari minggu pertama masuk sampai minggu terakhir sekolah, sudah enggak terhitung berapa kali saya ingin membuka hijab. Kenyataan yang lebih parah adalah saya juga sempat merasa  hijab yang saya kenakan saat itu bahkan menjadi penghalang saya dalam bergaul dan benar - benar menurunkan rasa percaya diri saya. Perbedaan lingkungan sekolah saya saat itu dengan sebelumnya terlihat dengan sangat jelas. Besarnya tuntutan penampilan fisik dan kesanggupan materi, sangat minimnya jumlah perempuan yang menggunakan hijab, hingga lingkungan pergaulan yang sangat berbeda dari yang saya rasakan sebelumnya, menjadi faktor utama dari jatuhnya keyakinan pada diri saya sendiri maupun terhadap prinsip untuk menutup aurat yang sudah saya pegang bertahun - tahun.

Terlepas dari kenyataan bahwa pada akhirnya banyak kenangan indah dan menyenangkan yang saya dapatkan selama memakai seragam putih abu - abu ini, pemikiran untuk melepas hijab tetap belum berubah di benak saya. Sudah terlalu banyak hari yang saya lalui di tempat itu dan membuat cara pandang saya berubah total terhadap hijab. Yang ada di dalam pikiran saya saat itu adalah saya ingin melepas hijab karena saya merasa lebih nyaman dan percaya diri tanpanya.

Sampai akhirnya pada suatu hari, ketika saya seorang diri sedang menunggu hasil pemeriksaan dokter di suatu rumah sakit. Seperti biasanya, saat lagi melamunkan banyak hal, sampailah saya memikirkan tentang rencana saya membuka hijab. Saat itu saya membulatkan tekad untuk melepas hijab begitu saya mulai masuk kuliah. Engga lama setelah itu, sekitar sepuluh menit kemudian, saat saya sedang mem-fotokopi hasil pemeriksaan dokter, tiba - tiba aja tanpa adanya interaksi apapun sebelumnya, si penjual kacamata di sebelah tempat fotokopi tersebut mengatakan hal yang mengubah total pemikiran dan tekad saya sebelumnya. "Mbak, mbak udah cantik kaya gitu, pake jilbab..jangan dilepas ya mbak", katanya sambil tersenyum. Saya saat itu cuma diam aja, masih bingung. Terus saya memastikan kembali sambil melihat ke sekeliling saya, yaa kali aja dia ngomong gitu ke yang lain kan hehe. Lalu dia ngomong lagi, "Iya, saya ngomong ke mbak", lanjutnya sambil tersenyum lagi. Mungkin kalau sebelumnya saya engga memiliki keinginan untuk melepas hijab saya, mungkin perkataan mas penjual kacamata itu engga akan segitu membekasnya di ingatan saya.

Kejadian saat itu benar - benar menyadarkan saya akan satu hal, yaitu Allah masih segitu sayangnya sama saya. Kalau bisa diibaratkan, saat itu saya udah berada di ujung jurang, dan saat itu juga Allah langsung memberikan cara untuk menyadarkan saya. Bukan sekedar itu, tetapi memberikan hidayah-Nya. Coba saat itu mas - masnya bilang seperti itu, tetapi saya engga sadar atau engga mempengaruhi tekad saya. Mungkin perkataannya engga akan berpengaruh apa - apa ke saya. Makanya, seandainya saya masih punya pemikiran untuk melepas hijab setelah kejadian itu, kayanya saya akan menjadi manusia paling bodoh yang ada di dunia ini. Mungkin terdengar berlebihan sih hahaha. Tapi itulah yang saya rasakan sampai saat ini. Pikiran saya sih simpel aja, saya mengenal banyak orang yang terlihat lebih baik dibanding saya, tapi sampai saat ini belum memakai hijab. Itu hak mereka masing - masing dan pastinya ada pemikiran tersendiri. Mungkin mereka ingin saat memakai hijab nanti mereka benar - benar berperilaku seperti seorang muslimah yang diajarkan oleh Islam. Tapi terlepas dari itu, saya percaya bahwa semua itu balik lagi ke kehendak yang diatas. Allah belum memberikan mereka hidayah-Nya atau mereka belum sepenuhnya melihat peluang adanya hidayah yang diberikan untuk mereka.


Kuliah di perguruan tinggi negeri memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Bukan hanya merupakan impian saya sejak duduk di bangku SMA, tetapi tempat ini juga merupakan awal dimana rasa percaya diri dan kenyamanan saya dalam memakai hijab meningkat dengan pesat. Salah satu yang sangat berpengaruh adalah banyaknya perempuan yang memakai hijab disana. Bahkan, banyak diantara mereka yang patut dijadikan sebagai role model dengan kelebihan yang mereka miliki. Hal ini bukan hanya membuat saya merasa memiliki teman "seperjuangan", tetapi juga memicu saya untuk menjadi lebih baik dalam membawa hijab ini.

Keyakinan saya untuk terus memakai hijab yang pada saat itu udah mencapai fase dimana udah engga bisa diganggu gugat ,ternyata bukan hanya menimbulkan efek baik bagi saya, tetapi juga menciptakan tantangan tersendiri. Efek baik yang "sempat" terasa adalah ketika di awal masa perkuliahan, saya memutuskan untuk memakai hijab hingga menutupi dada, seperti yang diajarkan dalam Islam. Saat itu saya juga merasa seperti kembali ke masa SMP, ketika saya memakai hijab panjang, merasa nyaman dan tepat dalam memakai hijab.

Tetapi keteguhan saya untuk memakai hijab seperti itu tidak bertahan lama. Memang, niat untuk melepas hijab udah tersapu bersih dari pikiran saya, tetapi bukan berarti engga ada lagi halangan dalam memakainya. Salah satu dari beberapa halangan tersebut yang paling berat sekaligus sering mengundang kritik dari berbagai pihak, apalagi kalau bukan penampilan saya. Bukan hanya kembali memakai hijab yang dilipat, tetapi saya juga mulai "bereksperimen". Jadilah itu yang namanya pake hijab, tetapi pake dress diatas lutut dengan tights, pakai baju lengan panjang tetapi cuma pakai legging atau super skinny pants yang keliatannya udah sama kaya legging. Saat itu saya sadar bahwa engga sepantasnya perempuan berhijab menggunakan itu semua. Tetapi entah kenapa, kesadaran saya dan rasa malu saya itu belum bisa sepenuhnya membuat saya untuk berhenti menggunakannya.

Engga cukup sadar dari dalam diri sendiri, mulailah "dorongan" dari pihak luar. Mulai dari diliatin banyak orang dengan tatapan yang amazed sampai tatapan tajam yang ngeliat dari ujung kepala sampai kaki, dibilangin untuk mending buka hijab aja, niat engga sih pake hijab, sampai diceramahin kalau perempuan berhijab itu engga sepantasnya kaya gitu.. semua itu udah pernah saya alamin. JLEB siih. Sedih, sakit hati, ya iyalah yaa, namanya juga manusia punya hati hahaha. Tapi tetap aja ujungnya engga banyak mempengaruhi saya dalam berpakaian, selain saya sendiri yang akhirnya sadar bahwa udah saatnya berpakaian yang lebih baik dari itu, yang walaupun belum bisa sesuai apa yang diajarkan agama, setidaknya bisa selangkah lebih mendekati itu. 


Itu baru satu contoh dari sekian banyak "cobaan" yang saya dapat selama memakai hijab. Kebanyakan sih datangnya justru dari dalam diri saya sendiri, gimana cara saya bisa mengontrol diri saya supaya bisa tetap menjalankan apa yang sepantasnya dilakukan oleh seorang perempuan berhijab. Kadang saya mikir, mungkin kebanyakan orang yang belum memakai hijab karena "belum siap" itu ya mereka memang belum siap dengan berbagai halangan yang mereka dapat nantinya setelah memakai hijab. Tetapi kalau saya sendiri sih mikirnya karena memang ini udah kewajiban, ya siap engga siap harus dijalankan. Ibaratnya kaya sholat dan puasa Ramadhan. Siap atau engga kan tetap harus dijalankan. Dan orang - orang yang menjalankannya belum tentu sepenuhnya bisa menjauhi semua yang salah kan?

Salah satu teman pernah mengatakan bahwa "perempuan yang mengenakan hijab belum tentu lebih baik dari yang tidak mengenakannya". Saya setuju dengan pernyataan tersebut, dan saya yakin banyak orang di luar sana yang sependapat dengan itu ketika melihat hijaber yang seperti saya ini hehe. Bagaimanapun orang memandang hijab, saya yakin setiap orang punya cara dan pikirannya masing - masing. Satu contoh sederhana adalah ketika kebanyakan orang belajar supaya bisa "sempurna" baru kemudian mengenakan hijab, saya justru belajar banyak dari hijab supaya bisa menjadi orang yang lebih baik. Saat ini hijab adalah guru terbaik bagi saya setelah bunda saya dan pengalaman yang saya lalui. Hijab bukan hanya memberi banyak pembelajaran dari segi agama, tetapi secara keseluruhan, baik hal kecil maupun besar. Mulai dari akhirnya menyadarkan diri saya untuk mengenakan pakaian yang lebih "pantas", bersikap sepantasnya muslimah yang baik, sampai memotivasi saya untuk terus bisa menjadi pribadi yang lebih baik dalam segala aspek.

Satu hal yang perlu saya tekankan adalah menjadi lebih baik bukan berarti sempurna. Masih inget pepatah jaman SD kan, bahwa tidak ada gading yang tak retak? Jadi baik saya, para perempuan berhijab lainnya, maupun yang engga berhijab, kita semua, pasti tetap banyak kekurangannya. Engga perlu takut dengan kekurangan, karena dengan itu bisa menyadarkan kita untuk belajar supaya bisa lebih dari itu. Dan yang lebih penting lagi, sebuah pembelajaran itu engga selalu berjalan sebentar, tetapi kadang memerlukan proses yang panjang supaya bisa bertahan lama. Nikmati aja proses itu, engga usah dihiraukan apa kata orang tentang kita dan proses yang kita jalani. Karena orang lain hanya melihat apa yang mereka bisa lihat dan dengar, tetapi engga merasakan apa yang kita alami sebenarnya. Yang terpenting adalah kita sendiri yang tau seberapa banyak kita berubah lebih baik dan orang - orang terdekat kita yang benar - benar mengerti kita.

Baiklaah. Sekian pernyataan dari saya di sore hari ini. Pernyataan ini bukan ditujukan untuk siapa - siapa, melainkan untuk diri saya sendiri. Seandainya suatu saat saya lupa apa arti penutup kepala yang saya pakai ini, maka semoga dengan postingan ini bisa mengingatkan kembali semuanya hehehee.  


cr : http://nazuragulfira.blogspot.com/2012/08/sebuah-cerita-tentang-hijab.html